PANDUAN UNTUK OBSERVASI SEBUAH KELAS (OPEN
LESSON)
DALAM KEGIATAN LESSON STUDY
PADA SMA NEGER 4 KENDARI TAHUN 2012
Berikut ini adalah
panduan ringkas untuk observasi buka kelas (open lesson) dan untuk partisipasi
pada kegiatan refleksi. Bacalah seksama dan ikutilah instruksinya.
A. SEBELUM PENGAMATAN
Hal-hal yang Perlu
diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran dan pengamatan dimulai.
(1)
Pengamat
dan undangan lainnya hendak datang paling lambat 5 menit sebelum pembelajaran
dimulai.
(2)
Kedatangan
tamu di sekolah hendaknya tidak mengganggu konsentrasi belajar siswa di kelas
masing-masing, tamu hendaknya tenang, berbicara yang tidak menimbulkan
kebisingan di sekolah.
(3)
Siapkan
lembar observasi atau buku catatan dan pena. Jika memungkinkan setiap peserta
lesson study memperoleh RPP, LKS atau perangkat pembelajaran lainnya yang telah
diperbanyak untuk para pengamat.
(4)
Denah
tempat duduk siswa dan nomor atau nama siswa perlu disiapkan untuk mempermudah
proses pengamatan. Denah tempat duduk yang dilengkapi dengan nama dibuat
selembar kertas untuk diperbanyak dan dibagikan ke seluruh pengamat yang datang.
(5)
Jika
Anda membawa HP, set ke profile silent
(bisu) atau getar supaya nada panggilan tidak berbunyi. Perlu dihindari
pengirim atau penerima telepon kecuali untuk hal-hal mendesak. Juga hindari
kesibukan mengirim SMS.
(6)
Usahakan
untuk tidak membawa makanan dan tidak merokok di dalam ruangan/kelas.
(7)
Pastikan
agar pada waktu pengamatan nanti tidak diganggu perasaan ingin buang hajat.
Buang air kecil/besar hendaknya dilakukan
sebelum pembelajaran.
B. SELAMA PENGAMATAN
(1)
Semuan
peserta segera memasuki kelas dengan tertib pada waktu yang ditentukan.
(2)
Begitu
memasuki ruangan, semua peserta dan undangan hendaknya tidak lagi berkeinginan
keluar masuk kelas. Tetaplah berada di dalam kelas dan bersiap mengamati siswa
belajar.
(3)
Segera
menempati posisi pengamatan sehingga dapat memperhatikan perubahan raut wajah
dan gerak-gerik siswa ketika belajar. Posisi yang ideal adalah dihadapan siswa.
Namun jika siswa berdiskusi saling berhadapan, posisi yang ideal adalah di
samping kelompok.
(4)
Pada
awalnya, setiap pengamat berlatih mengamati satu kelompok. Kelak jika sudah
lebih dari lima kali pengamatan, pengamat dapat mengamati beberapa kelompok
lain sehingga dapat mengetahui atmosfir kelas secara keseluruhan.
(5)
Tidak
membantu guru dalam proses pembelajaran dalam bentuk apapun. Misalnya ikut
membagikan LKS, menenangkan siswa, dan lain-lain. Biarlah guru melakukan tugasnya
secara mandiri dan terbatas dari intervensi siapapun.
(6)
Tidak
membantu siswa dalam proses
pembelajaran, misalnya mengarahkan pekerjaan siswa. Jika siswa bertanya kepada
Anda (sebagai pengamat), katakan agar siswa bertanya langsung pada guru.
(7)
Tidak
menggangu pandangan guru/siswa selama pembelajaran. Jika Anda sedang mendekati
kelompok atau berada di tengah-tengah kelas, kemudian tiba-tiba guru ingin
memberikan arahan secara klasikal maka segeralah menepi agar tidak mengganggu
pandangan siswa.
(8)
Tidak
mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, misalnya berbicara dengan pengamat,
keluar masuk ruangan.
(9)
Jika
menggunakan kamera untuk mengambil gambar kegiatan belajar (guru/siswa) lampu
kilat (flash) hendaknya dimatikan.
Kilatan lampu kamera dapat mengganggu atau menghentikan konsentrasi belajar siswa.
(10)
Tidak
makan, minum dan merokok di dalam ruangan pembelajaran.
(11)
Ingat,
fokuskan pengamatan pada siswa belajar, bukan hanya pada guru yang mengajar.
Gunakan lembar pengamatan yang tersedia. Jika fenomena yang diamati tidak
tercantum dalam lembar observasi,
pengamat dapat menambahkannya.
(12)
Pengamat
melakukan pengamatan secara penuh sejak awal sampai akhir pembelajaran.
(13)
Selain
mengamati siswa belajar, pengamat juga perlu memperhatikan:
a.
Teknik
pengelolaan kelas yang dibuat oleh guru
b.
Bagaimana
guru mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
c.
Bagaimana
guru memanfaatkan media pembelajaran sederhana dari lingkungan.
d.
Bagaimana
upaya guru membuat siswa kreatif.
C. PADA WAKTU REFLEKSI
Ruangan refleksi hendaknya
cukup memuat 20-30 orang yang ditata membentuk huruf “U”. Beberapa rambu yang
harus diperhatikan dalam kegiata refleksi sebagai berikut:
1.
Rambu-rambu untuk
moderator
(1)
Moderator
hendaknya orang yang mengenal siswa dan mengikuti proses pembelajaran yang
direfleksi.
(2)
Pada
waktu yang telah ditetapkan, moderator membuka diskusi reflekasi.
(3)
Moderator
memperkenalkan peserta (menyebut nama
dan yang diperkenalkan berdiri); moderator juga memperkenalkan diri.
(4)
Setelah
itu moderator membacakan tata tertib refleksi: tata tertib itu misalnya (jika
masih kurang, boleh ditambahkan):
a. Refleksi
hendaknya terfokus pada proses belajar siswa.
b. Refleksi
pertama kali dilakukan oleh guru buka kelas (guru model), selanjutnya oleh
pengamat.
c. Masalah
yang didiskusikan hendaknya masalah nyata berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran.
d.
Masalah
yang sudah disampaikan oleh pengamat sebelumnya tidak perlu diulangi. Masalah
yang disampaikan oleh pengamat terdahulu boleh dibahas untuk memperdalam
refleksi.
e. Moderator
dapat mempersilahkan guru model untuk mengklarifikasi permasalahan yang
disampaikan oleh pengamat setelah ada beberapa permasalahan yang dibahas.
f.
Pada
akhir refleksi akan disampaikan refleksi akhir oleh pakar (pakar pendidikan,
dosen).
(5)
Setelah
membacakan tata tertib, moderator memulai diskusi refleksi dengan mengucapkan
terimah kasih kepada guru pengajar dan meminta applause dari peserta.
(6)
Mempersilahkan
guru pengajar untuk melakukan refleksi diri terlebih dahulu. Refleksi diri
dapat berupa perasaan sebelum, saat dan setelah mengajar, ketercapaian skenario
pembelajaran yang telah dirancang, kondisi-kondisi khusus yang terjadi pada
beberpa siswa saat pembelajaran, dll.
(7) Mempersilahkan
para pengamat menyampaikan komentar berdasarkan pada hasil pengamatannya. Jika
setiap pengamat hanya mengamati satu kelompok
(pengamat pada lesson study awal, waktu belajar) maka moderator
mempersilahkan semua pengamat satu per satu sampai selesai.
(8)
Setelah
satu orang menyampaikan komentarnya, moderator mempersilahkan pangamat lain
atau juga moderator sendiri untuk menyempaikan tanggapan terhadap komentar
tersebut. Setelah satu masalah tuntas didiskusikan, maka moderator
mempersilahkan pengamat lain.
(9) Jika
peserta telah terbiasa mengamati pembelajaran (misalnya sudah lima kali atau
lebih pengamatan dalam kegiatan buka kelas), moderator dapat mengatur jalannya
diskusi refleksi secara lebih bebas,
yakni setelah guru model menyampaikan refleksi, ia dapat mempersilahkan
pengamat selanjtnya menyampaikan temuannya yang mana masalah yang muncul
langsung dibahas bersama dengan pengamat lainnya. Dengan demikian, diskusi
berlangsung menarik dan mendalam.
(10) Setelah
semua pengamat menyampaikan komentar, akhirnya moderator mempersilahkan pakar
untuk melakukan refleksi akhir.
(11)
Moderator
menutup acara refleksi.
2. Rambu-rambu pengamat dalam menyampaikan komentar
(1)
Komentar
yang disampaikan sebaiknya terfokus pada masalah proses belajar siswa, bukan
pada aktivitas guru dalam mengajar.
(2) Komentar
yang disampaikan harus berdasarkan data pengamatan saat observasi, bukan
berdasarkan keinginan pengamat.
(3) Gunakan
kata “pembelajaran kita” untuk mengomentari proses pembelajaran, bukan
pembelajarannya guru A atau guru B.
(4)
Gunakanlah
nada yang lembut dan pilihan kata yang halus.
(5)
Komentar
yang disampaikan sebaiknya jauh dari sifat “menggurui” atau menurut
pandangannya sendiri.
(6) Jika
menyampaikan data tentang siswa belajar, kemukakan mengapa hal itu terjadi (ini
merupakan interpretasi) dan bagaimana jalan keluarnya (ini merupakan saran
unutuk perbaikan pembelajaran selanjutnya).
(7)
Kemukakan
juga pelajaran apa yang dapat dipetik dari permasalahan tersebut.